Sabtu, 15 Agustus 2009

KANKER PRIA

1. Kanker Penis

2. Kanker Testis

3. Kanker Prostat


Kanker Penis

DEFINISI
Kanker Penis adalah keganasan pada penis.

PENYEBAB
Diduga penyebabnya adalah smegma (cairan berbau yang menyerupai keju, yang terdapat di bawah kulit depan glans penis). Tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui.
Pria tidak disunat yang tidak menjaga kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis dan pria yang pernah menderita herpes genitalis memiliki resiko tinggi menderita kanker penis.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- luka pada penis
- luka terbuka pada penis
- nyeri penis dan perdarahan dari penis (pada stadium lanjut).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada penis tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil.
Biopsi dilakukan untuk memperkuat diagnosis.

PENGOBATAN
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergandung kepada lokasi dan beratnya tumor:

· Kemoterapi
Kemoterapi bisa dilakukan sebagai tambahan terhadap pengangkatan tumor.

· Pembedahan
Jika tumornya terbatas pada daerah kecil di ujung penis, dilakukan penektomi parsial (pengangkatan sebagian kecil penis).
Untuk stadium lanjut dilakukan penektomi total disertai uretrostomi (pembuatan lubang uretra yang baru di daerah perineum).


· Terapi penyinaran
Terapi penyinaran dilakukan setelah pengangkatan tumor yang terlokalisir dan tumor yang belum menyebar.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah nafsu makan berkurang, lelah, reaksi kulit (misalnya iritasi dan kemerahan), cedera atau luka bakar pada rektum, sistitis dan hematuria.
Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.





DEFINISI
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).

PENYEBAB
Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun.
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker testis:



· Testis

· Perkembangan testis yang abnormal
· Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia) dan testis yang kecil).

Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh HIV.
Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat.
1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis.
Kanker testis merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15-40 thun.

Kanker testis dikelompokkan menjadi:


Seminoma : 30-40% dari semua jenis tumor testis.
Non-seminoma : merupakan 60% dari semua jenis tumor testis.
Dibagi lagi menjadi beberapa subkategori:
- Karsinoma embrional : sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.
- Tumor yolk sac : sekitar 60% dari semua jenis kanker testis pada anak laki-laki.
- Teratoma : sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan 40% pada anak laki-laki. - Koriokarsinoma.
- Tumor sel stroma : tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel Sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3-4% dari seluruh jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilkan hormon estradiol, yang bisa menyebabkan salah satu gejala kanker testis, yaitu ginekomastia.


GEJALA
Gejala berupa:
- Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)
- Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
- Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah - Ginekomastia
- Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat.
Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:


· USG skrotum

· Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase).
Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG.
· Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru)
· CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)
· Biopsi jaringan.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel kankernya.
Selanjutnya ditentukan stadiumnya:

· Stadium I : kanker belum menyebar ke luar testis

· Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut

· Stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati atau paru-paru.

Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:

  1. Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening (limfadenektomi
  2. Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma.
    Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.

  3. Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker.
    Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.

  4. Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.

Tumor seminoma
- Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut
- Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kemoterapi dengan sisplastin
- Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.

Tumor non-seminoma:
- Stadium I : diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi perut
- Stadium II : diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan diikuti dengan kemoterapi
- Stadium III : diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.

Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (
ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin).


KANKER PROSTAT

DEFINISI
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. Kanker prostat sangat sering terjadi. Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan adanya kanker pada 50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria yang berusia diatas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala karena penyebarannya sangat lambat.
PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron.
Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun.
Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.
Pria yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan pemaparan kadmium.
Angka kejadian terendah ditemukan pada pria Jepang dan vegetarian.

Kanker prostat dikelompokkan menjadi:

· Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
· Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA.
· Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
· Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).

GEJALA
Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut.
Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih.
Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.
Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak.
Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal).
Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang).
Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia.
Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.
Gejala lainnya adalah:
· Segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
· Nyeri ketika berkemih
· Nyeri ketika ejakulasi
· Nyeri punggung bagian bawah
· Nyeri ketika buang air besar
· Nokturia (berkemih pada malam hari)
· Inkontinensia uri (beser)
· Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
· Hematuria (darah dalam air kemih)
· Nyeri perut
· Penurunan berat badan.

DIAGNOSA
Cara terbaik untuk menyaring kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan darah.
Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan.
Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada penderita BPH.
Jika pada pemeriksaan colok dubur ditemukan benjolan, maka dilakukan pemeriksaan USG.
Dengan melakukan rontgen atau skening tulang, bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
· Analisa air kemih
· Sitologi air kemih atau cairan prostat
· Biopsi prostat.

PENGOBATAN
Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan.
Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya:
· Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran
· Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.

Pembedahan
1. Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat).
Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B.
Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal.
Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensia dan inkontinensia uri.
Pada penderita yang kehidupan seksualnya masih aktif, bisa dilakukan potency-sparing radical prostatectomy.
  1. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian). Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.
    Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit.
    Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah menyebar.

Terapi penyinaran
Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C.
Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran.
Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:


1. Terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat inap.
Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit (misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria.
Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.

  1. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada jaringan prostat melalui sayatan kecil.
    Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.

Obat-obatan

Manipulasi hormonal.
Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron.
Penurunan kadar testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker.
Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar.
Obat sintetis yang fungsinya menyerupai LHRH (luteinizing hormone releasing hormone), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks.
Obat ini menekan perangsangan testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis).
Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali.
Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia, osteoporosis dan impotensi.
Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya testosteron pada sel-sel prostat.
Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia (pembesaran payudara).

  1. Kemoterapi
    Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebal terhadap pengobatan hormonal.
    Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.
    Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
    -
    Mitoxantron
    -
    Prednisone
    -
    Paclitaxel
    - Dosetaxel
    - Estramustin
    - Adriamycin.
    Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.

Pemantauan
Apapun jenis pengobatan yang dijalaninya, penderita akan dipantau secara ketat mengenai perkembangan penyakitnya.
Pemantauannya meliputi:
· Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar PSA (biasanya setiap 3 bulan - 1 tahun).
· Skening dan/atau CT scan tulang untuk mengetahui penyebaran kanker.
· Pemeriksaan darah lengkap untuk memantau tanda-tanda dan gejala anemia.
· Pemantauan tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan perkembangan penyakit (misalnya kelelahan, penurunan berat badan, nyeri yang semakin hebat, penurunan fungsi usus dan kandung kemih serta kelemahan).












Kanker THT

1. Kanker Laring

2. Kanker Leher & Kepala

3. Kanker Leher Metastatik

4. Kanker Nasofaring

5. Kanker Tonsil (Amandel)

KANKER THT

1. Kanker Laring

DEFINISI
Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan.

PENYEBAB
Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol.

GEJALA
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak.
Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan.
Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.

Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
- nyeri tenggorokan
- nyeri leher
- penurunan berat badan
- batuk
- batuk darah
- bunyi pernafasan yang abnormal.

DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksan laringoskop dan biopsi.
CT scan dan MRI kepala atau leher juga bisa menunjukkan adanya kanker laring.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada lokasi kanker di dalam laring.
Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran.
Jika menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa mempertahankan suara yang normal.
Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran.
Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki suara.
Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut:

  1. Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam kerongkongan ketika bernafas dan secara perlahan menghembuskannya untuk menghasilkan suara.
  2. Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan diantara trakea dan kerongkongan.
    Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita bernafas, sehingga menghasilkan suara.
    Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara tidak sengaja masuk ke dalam trakea.
  3. Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan dipasang di leher.

Suara yang dihasilkan oleh ketiga cara tersebut dirubah menjadi percakapan dengan menggunakan mulut, hidung, gigi, lidah dan bibir.
Suara yang dihasilkan lebih lemah dibandingkan suara normal.

PENCEGAHAN
Kurangi atau hindari rokok dan alkohol.

KANKER THT

2. Kanker leher & kepala

DEFINISI
Kanker kepala & leher (diluar kanker otak, mata dan tulang belakang) rata-rata muncul pada usia 59 than.
Biasanya kanker kelenjar ludah, kelenjar tiroid atau sinus menyerang usia di bawah 59 tahun dan kanker mulut, tenggorokan (faring) atau kotak suara (laring) menyerang usia diatas 59 tahun.
Pada awalnya, kanker kepala dan leher menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya. Dalam waktu 6 bulan sampai 3 tahun, kanker biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Metastase (penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya) biasanya berasal dari tumor yang besar atau tumor yang menetap dan lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan.

Staging
Staging merupakan suatu metoda untuk menentukan penyebaran kanker guna membantu jenis pengobatan dan menilai prognosis.
Kanker kepala dan leher ditentukan stadiumnya berdasarkan ukuran dan lokasi tumor, jumlah dan ukuran metastase ke kelenjar getah bening leher serta adanya metastase ke bagian tubuh lainnya.

PENYEBAB
Sekitar 85% penderita merupakan perokok dan peminum alkohol.
Kanker mulut juga bisa terjadi akibat:
- kebersihan mulut yang buruk
- gigi palsu yang tidak pas
- menghirup atau mengunyah tembakau.
Virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis infeksiosa) berperan dalam terjadinya kanker nasofaring (faring bagian atas).
Seseorang yang pernah menjalani terapi penyinaran dosis rendah untuk jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, pembesaran kelenjar thymus atau pembesaran tonsil serta adenoid, memiliki resiko tinggi untuk menderita kanker tiroid dan kelenjar ludah.
Pada saat ini, terapi penyinaran tidak lagi digunakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

GEJALA

· Benjolan di leher.
Kanker yang berasal dari kepala atau leher biasanya menyebar ke kelenjar getah bening di leher sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Suatu benjolan di leher yang menetap lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan ke dokter.
Memang tidak semua benjolan merupakan kanker, tetapi 1 atau beberapa benjolan di leher bisa merupakan pertanda awal dari kanker mulut, tenggorokan laring, kelenjar tiroid atau sejenis limfoma maupun kanker darah.
Benjolan biasanya tidak menimbulkan nyeri dan terus membesar.

· Perubahan suara.
Kebanyakan kanker laring menyebabkan perubahan suara.
Suara serak atau perubahan suara lainnya yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan ke dokter.
Seorang otolaringologis adalah ahli kepala dan leher yang bisa menilai pita suara kita.

· Suatu pertumbuhan di dalam mulut.
Kebanyakan kanker mulut atau lidah menyebabkan suatu luka terbuka atau pembengkakan yang tidak sembuh-sembuh.
Luka dan pembengkakan tersebut tidak menimbulkan nyeri, kecuali jika terinfeksi.
Perdarahan biasanya terjadi pada stadium lanjut.
Jika luka atau pembengkakan disertai dengan benjolan di leher, maka kita harus waspada.
Untuk memastikan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan, sebaiknya dilakukan biopsi (pemeriksaan contoh jaringan secara mikroskopis).

· Perdarahan.
Perdarahan seringkali disebabkan oleh penyakit selain kanker. Tetapi tumor di dalam hidung, mulut, tenggorokan atau paru-paru bisa menyebabkan perdarahan.
Jika selama beberapa hari atau lebih di dalam ludah atau dahak terdapat darah, sebaiknya segera perksakan diri ke dokter.

· Kesulitan menelan.
Kanker tenggorokan atau kerongkongan (saluran untuk menelan) menimbulkan kesulitan dalam menelan makanan padat. Kadang menelan cairanpun sulit.
Makanan bisa tersangkut pada daerah tertentu dan masuk ke dalam lambung atau kembali ke kerongkongan.
Jika kesulitan ini hampir selalu terjadi setiap hendak menelan sesuatu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Untuk mengetahui penyebabnya, biasanya dilakukan rontgen barium swallow atau esofagoskopi.

· Perubahan kulit.
Kanker kepala dan leher yang paling sering ditemukan adalah kanker sel basal kulit.
Jika segera diobati, jarang menimbulkan masalah yang gawat.
Kanker sel basal tumbuh di daerah yang paling sering terkena sinar matahari, seperti dahi, wajah dan telinga; meskipun bisa juga ditemukan pada kulit di bagian tubuh lainnya.
Kanker sel basal berawal sebagai suatu bercak kecil yang pucat, yang kemudian membesar secara perlahan, membentuk lekukan di tengahnya dan akhirnya membentuk suatu ulkus (borok, luka terbuka).
Sebagian kecil dari ulkus mungkin membaik, tetapi sebagian besar tetap mengalami ulserasi.
Beberapa kanker sel basal menunjukkan perubahan warna.
Kanker lainnya adalah kanker sel skuamosa dan melanoma maligna, juga tumbuh pada kulit di kepala dan leher.
Kebanyakan kanker sel skuamosa tumbuh di bibir bawah dan telinga. Kanker ini tampak seperti kanker sel basal dan jika diobati secara cepat dan tepat, biasanya tidak terlalu berbahaya.
Jika terdapat sebuah luka terbuka di bibir, wajah bagian bawah atau telinga yang tidak sembuh-sembuh, segera periksakan ke dokter.
Melanoma maligna menyebabkan pewarnaan biru-hitam atau hitam pada kulit. Setiap tahi lalat yang ukuran dan warnanya berubah atau menyebabkan perdarahan, harus segera diperiksakan. Bintik berwarna hitam atau biru-hitam di wajah atau leher, terutama jika bentuk atau ukurannya berubah, harus segera diperiksakan.

· Sakit telinga yang menetap.
Nyeri ketika menelan yang menetap di dalam atau di sekitar telinga, bisa merupakan pertanda dari infeksi atau tumor di dalam tenggorokan.
Ini merupakan masalah yang serius, terutama jika disertai dengan kesulitan menelan, suara serak atau benjolan di leher.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan didukung oleh hasil pemeriksaan berikut:

· Nasofaringoskopi

· Laringoskopi

· Panendoskcopi (termasuk laringoskopi, esofagoskopi dan bronkoskopi).

· Biopsi

· CT scan, membantu menentukan ukuran tumor, penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya maupun ke kelenjar getah bening leher

· MRI scan

· Barium swallow merupakan serangkaian rontgen yang diambil setelah penderita menelan cairan yang mengandung barium sehingga bisa terlihat pada hasil rontgen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai mekanisme menelan dan bisa menggambarkan keadaan hipofaring.

· Rontgen dada dilakukan secara rutin karena merokok bisa menyebabkan kanker paru, emfisema, kanker laring dan kanker hipofaring. Rontgen dada juga dilaukan untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru.

· Pemeriksaan darah rutin bisa membantu menilai keadaan penderita secara keseluruhan.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada stadium kanker.
Kanker stadium I, dimanapun lokasinya pada kepala dan leher, memberikan respon yang hampir sama terhadap pembedahan dan terapi penyinaran.
Biasanya penyinaran tidak hanya ditujukan kepada kanker, tetapi juga kepada kelenjar getah bening pada leher kiri dan kanan, karena lebih dari 20% kanker menyebar ke kelenjar getah bening.
Beberapa tumor, termasuk tumor yang memiliki garis tengah lebih dari 2 cm dan tumor yang telah menyusup ke dalam tulang atau tulang rawan, diangkat melalui pembedahan.
Jika kanker ditemukan atau dicurigai terdapat di dalam kelenjar getah bening, setelah pembedahan biasanya diikuti dengan terapi penyinaran.
Pada kasus-kasus tertentu, dilakukan terapi penyinaran dengan atau tanpa kemoterapi; jika kankernya kambuh biasanya dilakukan pembedahan.
Untuk kanker stadium lanjut, prognosis yang lebih baik diperoleh jika dilakukan pembedahan dan terapi penyinaran.
Kemoterapi membunuh sel-sel kanker pada tempat tumbuhnya kanker, pada kelenjar getah bening dan di seluruh tubuh.
Belum diketahui apakah kombinasi kemoterapi dengan pembedahan atau terapi penyinaran bisa memperbaiki angka kesembuhan, yang pasti terapi kombinasi bisa memperpanjang masa remisi.
Jika kankernya terlalu luas untuk diobati dengan pembedahan maupun terapi penyinaran, maka untuk membantu mengurangi nyeri dan ukuran tumor bisa dilakukan kemoterapi.
Pengobatan hampir selalu menyebabkan efek samping.
Pembedahan selalu mempengaruhi proses menelan dan berbicara sehingga penderita perlu menjalani rehabilitasi.
Penyinaran bisa menyebabkan perubahan kulit (misalnya peradangan, gatal-gatal dan kerontokan rambut), pembentukan jaringan parut, hilangnya indera perasa dan mulut kering.
Kemoterapi bisa menyebabkan mual dan muntah, kerontokan rambut yang bersifat sementara dan peradangan pada selaput lambung dan usus (gastroenteritis). Kemoterapi juga menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dan sel darah putih dan menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang bersifat sementara.

PROGNOSIS

Tumor yang menonjol ke luar cenderung memberikan respon yang lebih baik terhadap pengobatan dibandingkan dengan tumor yang tumbuh ke dalam jaringan di sekitarnya, tumor yang membentuk ulkus/borok maupun tumor yang keras.

Jika telah terjadi metastase, maka peluang bertahan sampai lebih dari 2 tahun adalah buruk.
Kanker yang menyebar di sepanjang jalur saraf, menyebabkan nyeri, kelumpuhan atau mati rasa, biasanya lebih agresif dan sulit diobati.
65% penderita yang kankernya belum menyebar bertahan hidup sampai 5 tahun; sedangkan jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, hanya 30% penderitanya yang bertahan sampai 5 tahun.
Penderita yang berusia lebih dari 70 tahun memiliki masa remisi (bebas penyakit) yang lebih panjang dan memiliki angka harapan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita yang lebih muda.

KANKER THT

3. Kanker Leher Metastatik

DEFINISI
Kanker Leher Metastatik adalah kanker leher yang terjadi sebagai akibat dari penyebaran kanker di bagian tubuh lainnya.

PENYEBAB
Kelenjar getah bening leher merupakan tempat penyebaran kanker dari bagian tubuh lainnya.
Kanker bisa berasal dari faring (tenggorokan), laring (kotak suara), tonsil (amandel), dasar lidah atau paru-paru, prostat, payudara, lambung, usus besar maupun ginjal.

GEJALA
Teraba benjolan di leher.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:

· CT scan kepala, leher dan dada

· Laringoskopi (pemeriksaan laring)

· Bronkoskopi (pemeriksaan bronkus)

· Esofagoskopi (pemeriksaan kerongkongan)

· Biopsi (pengangkatan contoh jaringan untuk diperiksa secara mikroskopis).

PENGOBATAN
Jika sel-sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening leher yang membesar dan sumber kankernya tidak dapat ditemukan, maka dilakukan terapi penyinaran terhadap faring, tonsil, dasar lidah dan kedua sisi leher.
Selain itu, dilakukan pengangkatan kelenjar getah bening dan jaringan lainnya yang terkena.

KANKER THT

4. Kanker Nasofaring

DEFINISI
Kanker Nasofaring adalah keganasan pada faring bagian atas (nasofaring).
Kanker nasofaring bisa menyerang anak-anak dan dewasa muda.

PENYEBAB
Virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis infeksiosa) diduga berperan dalam terjadinya kanker nasofaring.

GEJALA
Gejala awal seringkali berupa penyumbatan hidung atau tuba eustakius yang permanen.
Jika tuba eustakius tersumbat, cairan akan tertimbun di telinga tengah.
Dari hidung penderita bisa keluar nanah dan darah atau penderita bisa mengalami perdarahan hidung.
Kanker bisa menyebar ke kelenjar getah bening leher.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil biopsi tumor.

PENGOBATAN
Dilakukan terapi penyinaran.
Jika benjolannya besar atau menetap, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

KANKER THT

5. Kanker Tonsil (Amandel)

DEFINISI
Kanker Tonsil adalah keganasan pada tonsil (amandel).

PENYEBAB
Kanker tonsil terutama menyerang pria dan berhubungan erat dengan merokok serta pemakaian alkohol.

GEJALA
Biasanya gejala awal adalah nyeri tenggorokan.
Nyeri seringkali menjalar ke telinga pada sisi yang sama dengan tonsil yang terkena.
Kadang suatu benjolan di leher akibat penyebaran kanker ke kelenjar getah bening timbul sebelum gejala lainnya muncul.

DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosis, dilakukan biopsi terhadap jaringan amandel.
Karena merokok dan alkohol juga berhubungan dengan kanker lainnya, maka dilakukan pemeriksaan laringoskopi, bronkoskopi dan esofagoskopi.

PENGOBATAN
Pengobatannya berupa terapi penyinaran dan pembedahan.
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor, kelenjar getah bening leher dan sebagian rahang.

KANKER THT

Kanker Pencernaan

Kanker Kerongkongan

Kanker Kolorektal

Kanker Lambung

Tumor Usus Halus

Kanker & Pertumbuhan Lainnya Di Mulut

Kanker Hati Metastatik

Kanker Kerongkongan

DEFINISI
Tumor non-kanker yang paling sering terjadi di kerongkongan adalah leiomioma, suatu tumor dari otot polos. Ramalan penyakitnya (prognosis) baik sekali.
Kanker kerongkongan yang paling sering ditemukan adalah karsinoma, baik karsinoma sel skuamosa (karsinoma epidermoid) maupun adenokarsinoma.
Kanker kerongkongan lainnya adalah limfoma (kanker limfosit), leiomiosarkoma (kanker otot polos kerongkongan) dan kanker yang berasal dari bagian tubuh lainnya.
Kanker bisa terjadi di bagian manapun dari kerongkongan.
Bisa muncul sebagai suatu penyempitan dari kerongkongan, suatu benjolan atau suatu daerah datar yang abnormal (plak).

PENYEBAB
Kanker kerongkongan lebih sering terjadi pada orang yang :
- kerongkongannya telah menyempit karena mereka pernah menelan larutan basa kuat, misalnya cairan untuk pembersih
- menderita akalasia (keadaan dimana katup kerongkongan bagian bawah gagal membuka)
- memiliki sumbatan di kerongkongan, misalnya selaput kerongkongan
- menderita kanker kepala dan leher.
Merokok dan penggunaan alkohol juga meningkatkan resiko terjadinya kanker kerongkongan, terutama karsinoma sel skuamosa.
Pada beberapa penderita, perubahan lapisan kerongkongan merupakan tanda pertama dari kanker. Perubahan ini terjadi setelah iritasi kerongkongan menahun oleh asam atau empedu.

GEJALA
Karena kanker kerongkongan cenderung menyumbat jalannya makanan, maka gejala awalnya biasanya berupa kesulitan menelan makanan padat.
Setelah beberapa minggu, keadaan ini berkembang dan penderita akan mengalami kesulitan dalam menelan makanan lunak dan kemudian cairan. Akibatnya berat badannya menurun.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan foto rontgen yang disebut barium meal. Penderita menelan larutan barium radioopak sehingga akan tampak pada foto rontgen kerongkongan, yang menandai daerah penyumbatan.
Daerah abnormalnya juga sebaiknya diperiksa dengan endoskopi.
Selama endoskopi diambil contoh jaringan kerongkongan untuk pemeriksaan mikroskopis (biopsi) dan untuk pemeriksaan sitologi (brush cytology).

PENGOBATAN
Kurang dari 5% penderita kanker kerongkongan bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Banyak yang meninggal dalam waktu 1 tahun setelah gejala pertama timbul.
Kemoterapi tidak menyembuhkan kanker kerongkongan, tapi bila digunakan baik sendiri maupun bersamaan dengan terapi penyinaran, dapat menurunkan gejala dan memperpanjang harapan hidup.
Pembedahan untuk mengangkat tumor, bila masih memungkinkan, bisa mengurangi gejala untuk sementara, tapi jarang menyembuhkan.
Pengobatan lain yang bisa meringankan gejala adalah:
- melebarkan daerah yang menyempit
- memasukan tabung untuk menjaga supaya kerongkongan tetap terbuka
- bypass tumor dengan menggunakan sepotong usus - terapi laser untuk menghancurkan jaringan kanker yang menyumbat kerongkongan.

KANKER PENCERNAAN

Kanker Kolorektal

DEFINISI
Di negara barat, kanker usus besar (kolon) dan rektum (kanker kolorektal) adalah jenis kanker no 2 yang paling sering terjadi dan kanker penyebab kematian no 2.
Angka kejadian kanker kolorektal mulai meningkat pada umur 40 tahun dan puncaknya pada umur 60-75 tahun.
Kanker usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, kanker rektum lebih sering ditemukan pada pria.
Sekitar 5% penderita kanker kolon atau kanker rektum memiliki lebih dari satu kanker kolorektum pada saat yang bersamaan.
Kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan lapisan usus atau pada polip. Kemudian kanker akan mulai memasuki dinding usus. Kelenjar getah bening di dekatnya juga bisa terkena.
Karena darah dari dinding usus dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.

PENYEBAB
Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolon, memiliki resiko tinggi mengidap kanker.
Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan resiko kanker kolon.
Penderita kolitis ulserativa atau penyakit Crohn memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker.
Resikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat kelainan ini timbul dan lamanya penderita mengalami kelainan ini.
Makanan memegang perananan penting dalam resiko kanker kolon, tetapi bagaimana caranya, tidak diketahui.
Di seluruh dunia, orang dengan resiko tertinggi adalah yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi makanan khas orang-orang barat yang kaya. Makanan tersebut rendah serat dan tinggi protein hewan, lemak dan karbohidrat.
Resiko agaknya menurun dengan diet tinggi kalsium, vitamin D dan sayuran seperti toge Brusel, kubis dan brokoli.

GEJALA
Kanker kolorektal tumbuh perlahan dan memakan waktu yang lama sebelum menyebabkan gejala.
Gejalanya tergantung kepada jenis, lokasi dan penyebaran kanker.
Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki diameter yang besar dan dinding yang tipis. Karena isinya berupa cairan, kolon asendens tidak akan tersumbat sampai terjadinya stadium akhir kanker.
Tumor pada kolon asendens bisa begitu membesar sehingga dapat dirasakan melalui dinding perut.
Lemah karena anemia yang berat mungkin merupakan satu-satunya gejala.
Usus besar sebelah kiri (kolon desendens) memiliki diameter yang lebih kecil dan dinding yang lebih tebal dan tinjanya agak padat.
Kanker cenderung mengelilingi bagian kolon ini, menyebabkan sembelit dan buang air besar yang sering, secara bergantian.
Karena kolon desendens lebih sempit dan dindingnya lebih tebal, penyumbatan terjadi lebih awal. Penderita mengalami nyeri kram perut atau nyeri perut yang hebat dan sembelit. Tinja bisa berdarah, tetapi lebih sering darahnya tersembunyi, dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
Kebanyakan kanker menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan.
Pada kanker rektum, gejala pertama yang paling sering adalah perdarahan selama buang air besar. Jika rektum berdarah, bahkan bila penderita diketahui juga menderita wasir atau penyakit divertikel, juga harus difikirkan kemungkinan terjadinya kanker.
Pada kanker rektum, penderita bisa merasakan nyeri saat buang air besar dan perasaan bahwa rektumnya belum sepenuhnya kosong. Duduk bisa terasa sakit. Tetapi biasanya penderita tidak merasakan nyeri karena kankernya, kecuali kanker sudah menyebar ke jaringan diluar rektum

DIAGNOSA
Seperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu penemuan dini dari kanker kolorektal.
Tinja diperiksa secara mikroskopik untuk menghitung jumlah darah.
Untuk membantu meyakinkan hasil pemeriksaan yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi serat selama 3 hari sebelum pengambilan sampel tinja.
Bila pemeriksaan penyaring ini menunjukan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan.
Sebelum dilakukan endoskopi, usus dikosongkan, seringkali dengan menggunakan pencahar dan beberapa enema.
Sekitar 65% kanker kolorektal dapat dilihat dengan sigmoidoskop.
Bila terlihat polip yang mungkin ganas, seluruh usus besar diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya jangkaunya lebih panjang. Beberapa pertumbuhan yang terlihat ganas diangkat dengan menggunakan alat bedah melalui kolonoskopi, pertumbuhan lainnya harus diangkat dengan pembedahan biasa.

Pemeriksaan darah dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Pada 70% orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada kunjungan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali; jika kadarnya meningkat berarti kanker telah kambuh kembali.
Bisa juga dilakukan pengukuran 2 antigen lainnya, yaitu CA19-9 dan CA 125, yang mirip dengan antigen karsinoembbriogenik.

PENGOBATAN
Pengobatan utama pada kanker kolorektal adalah pengangkatan bagian usus yang terkena dan sistem getah beningnya.
30% penderita tidak dapat mentoleransi pembedahan karena kesehatan yang buruk, sehingga beberapa tumor diangkat melalui elektrokoagulasi. Cara ini bisa meringankan gejala dan memperpanjang usia, tapi tidak menyembuhkan tumornya.
Pada kebanyakan kasus kanker kolon, bagian usus yang ganas diangkat dengan pembedahan dan bagian yang tersisa disambungkan lagi.
Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rektum.
Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi.
Bila memungkinkan, rektum yang diangkat hanya sebagian, dan menyisakan ujung rektum dan anus. Kemudian ujung rektum disambungkan ke bagian akhir dari kolon.
Terapi penyinaran setelah pengangkatan tumor, bisa membantu mengendalikan pertumbuhan tumor yang tersisa, memperlambat kekambuhan dan meningkatkan harapan hidup.
Pengangkatan tumor dan terapi penyinaran, efektif untuk penderita kanker rektum yang disertai 1-4 kanker kelenjar getah bening. Tetapi kurang efektif pada penderita kanker rektum yang memiliki lebih dari 4 kanker kelenjar kelenjar getah bening.
Jika kanker kolorektal telah menyebar dan tampaknya pembedahan tidak membantu penyembuhan, bisa dilakukan kemoterapi dengan florouracil dan
levamisole, yang bisa meningkatkan harapan hidup.
Bila kanker kolorektal telah begitu menyebar sehingga tidak dapat diangkat seluruhnya, pembedahan untuk meringankan penyumbatan usus, bisa meringankan gejala. Tetapi harapan hidupnya hanya sekitar 7 bulan.
Jika kanker telah menyebar hanya ke hati, obat kemoterapi dapat disuntikan langsung ke dalam pembuluh darah yang menuju ke hati. Meskipun mahal, pengobatan ini bisa memberikan lebih banyak keuntungan daripada kemoterapi yang biasa. Tetapi pengobatan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Bila kanker telah menyebar di luar hati, pengobatan ini tidak efektif lagi.
Setelah kanker kolorektal diangkat seluruhnya melalui pembedahan, dilakukan kolonoskopi untuk memeriksa usus yang tersisa, sebanyak 2-5 kali setiap tahunnya.Bila pemeriksaan ini tidak menunjukkan adanya kanker, pemeriksaan berikutnya dilakukan setiap 2-3 tahun sekali.

Penyebaran kanker & angka harapan hidup penderita kanker kolorektal

Penyebaran kanker

Angka harapan hidup 5 tahun

Kanker hanya menyebar ke lapisan mukosa usus

90%

Kanker menyusup ke dalam lapisan otot usus

80%

Kanker menyebar ke kelanjar getah bening

30%

KANKER PENCERNAAN

Kanker Lambung

DEFINISI
Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker.
Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma.
Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma.
Kankler lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Di Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan.
Di AS, lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang.

PENYEBAB
Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang. Tetapi banyak ahli yakin bahwa peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker.
Beberapa ahli berpendapat, ulkus gastrikum bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk.
Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung.
Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1.
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung.
Faktor-faktor ini meliputi :
- asupan garam yang tinggi
- asupan karbohidrat yang tinggi
- asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi
- asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
Tetapi tidak satupun dari faktor-faktor tersebut yang telah terbukti menyebabkan kanker.

GEJALA
Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan.
Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung.
Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral.
Anemia bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya.
Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding perut.
Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas.
Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.

DIAGNOSA
Gejala kanker lambung bisa dikelirukan dengan tukak lambung.
Bila gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk ulkus atau bila gejalanya meliputi penurunan berat badan, maka dicurigai suatu kanker lambung.
Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal.
Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena :
- memungkinkan dokter melihat lambung secara langsung
- bisa mencari adanya Helicobacter pylori, kuman yang berperan dalam kanker lambung
- bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.

PENGOBATAN
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi.
Bila karsinoma ditemukan di dalam lambung, pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.
Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening di dekatnya ikut diangkat.
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup.
Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.
Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.

KANKER PENCERNAAN

Tumor usus halus

DEFINISI
Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak.
Tumor ganas yang kurang sering ditemukan meliputi karsinoma, limfoma dan tumor karsinoid.

TUMOR JINAK
Tumor jinak pada usus halus meliputi:
- Lipoma (sel-sel lemak)
- Neurofibroma (sel-sel saraf)
- Fibroma (jaringan ikat)
- Leiomioma (sel-sel otot).
Kebanyakan tumor jinak tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran besar bisa menyebabkan terdapatnya darah salam tinja, penyumbatan usus (sebagian atau total), atau penjeratan usus bila satu bagian usus masuk ke usus yang berada di depannya (intususepsi).
Bisa dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk mengamati tumor dan mengambil contoh untuk pemeriksaan mikroskopik.
Foto rontgen barium dapat menunjukkan seluruh usus halus dan bisa digunakan untuk menggambarkan keadaan tumor.
Arteriografi (foto rontgen yang diambil setelah zat warna disuntikkan ke dalam pembuluh darah) bisa dilakukan pada pembuluh darah usus, terutama bila tumornya berdarah.
Teknetium radioaktif bisa disuntikkan ke dalam pembuluh darah dan dilihat hasilnya pada foto rontgen. Prosedur ini membantu menentukan lokasi dari tumor yang berdarah.
Perdarahan kemudian dikoreksi dengan pembedahan.
Pertumbuhan kecil bisa dihancurkan melalui endoskopi dengan elektrokauter, panas atau fototerapi laser.
Untuk pertumbuhan yang besar, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

TUMOR GANAS
Karsinoma pada usus halus jarang terjadi. Tetapi lebih sering terjadi pada penderita penyakit Crohn di usus halus.
Limfoma, kanker yang terjadi pada sistem getah bening, bisa tumbuh pada bagian tengah usus halus (jejunum) atau bagian bawah usus halus (ileum).
Limfoma bisa menyebabkan bagian usus menjadi kaku dan memanjang. Kanker ini lebih sering ditemukan pada penderita penyakit seliak.
Usus halus, terutama ileum, adalah bagian yang paling sering terkena tumor karsinoid.
Tumor bisa menyebabkan penyumbatan dan perdarahan ke dalam usus, yang bisa menimbulkan gejala berupa darah dalam tinja, nyeri kram perut, perut menggelembung dan muntah.
Tumor karsinoid bisa mengeluarkan hormon yang menyebabkan diare dan kemerahan di kulit.
Diagnosis kanker usus halus dibuat berdasarkan hasil foto rontgen barium, endoskopi atau pembedahan eksplorasi.
Pengobatan terbaik adalah pengangkatan tumor.

Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi yang sangat ganas, terutama terjadi di Afrika dan pada penerima organ cangkokan serta penderita AIDS.
Tumor ini bisa dimulai di bagian usus mana saja, tetapi biasanya dimulai dari lambung, usus halus atau di akhir usus besar.
Walaupun biasanya tidak menimbulkan gejala, penderita bisa mengalami diare dan tinjanya bisa mengandung protein dan darah.
Bisa terjadi intususepsi (masuknya sebagian usus ke dalam usus di dekatnya), cenderung menyumbat usus dan menghentikan aliran darah ke usus, sehingga perlu dilakukan pembedahan darurat.
Sarkoma Kaposi juga bisa muncul sebagai bintik merah keunguan di kulit.
Untuk memperkuat diagnosis, perlu dilakukan pembedahan eksplorasi.
Pengobatannya adalah pengangkatan tumor melalui pembedahan

KANKER PENCERNAAN

Kanker & Pertumbuhan Lainnya Di Mulut

DEFINISI
Pertumbuhan jinak (non-kanker, benigna) dan pertumbuhan ganas (kanker, maligna) bisa berasal dari berbagai jaringan di dalam dan di sekitar mulut, termasuk tulang, otot dan saraf.
Kanker yang berasal dari lapisan mulut atau jaringan permukaan disebut karsinoma, kanker yang berasal dari jariangan yang lebih dalam disebut sarkoma.
Meskipun jarang terjadi, kanker yang ditemukan di dalam mulut bisa berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama paru-paru, payudara dan prostat.
Kanker dengan garis tengah kurang 1 cm biasanya dapat diobati dengan mudah.
Tetapi kebanyakan kanker tidak terdiagnosis sampai kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening rahang dan leher.
Karena terlambatnya penemuan kanker ini, maka 25% dari kanker mulut bersifat fatal.

PENYEBAB
Resiko paling tinggi ditemukan pada peminum alkohol dan perokok tembakau.
Sekitar duapertiga kanker mulut terjadi pada pria.
Merokok sigaret lebih mungkin menyebabkan kanker mulut dibandingkan merokok cerutu atau melalui pipa.
Bercak perokok (bintik kecoklatan yang mendatar) bisa timbul di sisi dimana sebuah sigaret atau pipa biasanya diletakkan di bibir.
Dengan biopsi, bisa diketahui apakah bercak tersebut bersifat ganas atau tidak.
Iritasi yang berulang karena tepi yang tajam dari gigi yang patah, tambalan atau gigi palsu dapat merupakan resiko tambahan untuk terjadinya kanker mulut.
Orang-orang yang pernah menderita kanker mulut mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker lainnya.

GEJALA
Kanker mulut paling banyak terjadi pada bagian pinggir lidah, dasar mulut dan langit-langit lunak (bagian belakang dari atap mulut).
Kanker pada lidah dan dasar mulut biasanya merupakan karsinoma sel skuamosa.
Sarkoma Kaposi adalah kanker dari pembuluh darah yang dekat dengan kulit.
Sarkoma Kaposi sering ditemukan di dalam mulut (biasanya di langit-langit mulut) penderita AIDS.
Pada orang-orang yang mengunyah tembakau dan menghisap tembakau, bagian dalam dari pipi dan bibir merupakan tempat sering ditemukannya kanker.
Kanker ini merupakan karsinoma verukosa yang pertumbuhannya lambat.
Melanoma adalah suatu kanker yang biasanya terjadi di kulit, dan lebih jarang terjadi di dalam mulut.
Suatu daerah dalam mulut yang berubah menjadi coklat atau lebih gelap dari biasanya mungkin merupakan suatu melanoma dan harus diperiksakan ke dokter atau dokter gigi.
Melanoma harus dibedakan dengan daerah berpigmentasi yang normal ditemukan di dalam mulut, yang sering terjadi pada beberapa keluarga dan terutama pada orang-orang Mediteranian dan orang kulit hitam.

Lidah
Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan rutin gigi.
Kanker biasanya tumbuh di bagian pinggir lidah.
Hampir tidak pernah di pangkal lidah kecuali pada seseorang yang pernah menderita sifilis yang tidak diobati selama beberapa tahun.
Karsinoma sel skuamosa pada lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya.
Eritroplakia (daerah kemerahan di mulut) merupakan petanda dari kanker.
Seseorang dengan eritroplakia pada bagian pinggir lidahnya harus segera memeriksakan diri ke dokter atau dokter gigi.

Dasar Mulut
Pada stadium dini, kanker dasar mulut tidak menimbulkan nyeri dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan rutin gigi.
Kanker dasar mulut biasanya merupakan karsinoma sel skuamosa, yang tampak seperti luka terbuka dan cenderung tumbuh ke dalam struktur di bawahnya.
Siapapun yang memiliki bercak kemerahan (eritroplakia) di dasar mulutnya, harus segera menemui dokter atau dokter gigi karena bisa merupakan petunjuk dari adanya kanker.

Langit-langit Lunak
Kanker pada langit-langit lunak bisa berupa karsinoma sel skuamosa atau kanker yang dimulai di dalam kelenjar ludah kecil di langit-langit lunak.
Karsinoma sel skuamosa seringkali tampak seperti sebuah luka terbuka.
Kanker yang dimulai dalam kelenjar ludah kecil biasanya muncul sebagai pembengkakan yang kecil.

Lapisan Mulut
Jika lapisan sebelah dalam mulut yang lembab (mukosa mulut) mengalami iritasi dalam waktu yang lama, bisa terbentuk suatu bercak putih mendatar (leukoplakia).
Bintik tersebit berwarna putih karena merupakan penebalan dari lapisan keratin, bahan yang menutupi lapisan terluar dari kulit dan dalam keadaan normal terdapat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak di dalam mukosa mulut.
Berbeda dengan bercak putih lainnya dalam mulut (karena penumpukan makanan, bakteri atau jamur), leukoplakia tidak dapat dibersihkan.
Sebagian besar leukoplakia merupakan respon perlindungan terhadap cedera lebih lanjut.
Tetapi dalam proses pembentukan penutup pelindung ini, beberapa sel bisa mengalami keganasan.
Sebaliknya, eritroplakia (bercak kemerahan dalam mulut) merupakan akibat dari penipisan membran mukosa.
Daerah tersebut tampak kemerahan karena kapiler (pembuluh darah kecil) di bawahnya lebih mudah terlihat.
Eritroplakia lebih merupakan petanda kanker yang lebih buruk dibandingkan leukoplakia.
Seseorang dengan bercak merah pada mulut harus segera menemui dokter atau dokter gigi.
Ulkus adalah sebuah lobang yang terbentuk di dalam mukosa bila lapisan paling atas dari sel mukosa itu hancur dan rusak, sehingga jaringan dibawahnya terlihat.
Suatu ulkus tampak putih karena adanya sel-sel yang mati dalam lobang tersebut.
Ulkus mulut sering terjadi karena perlukaan atau iritasi pada jaringan, misalnya jika secara tidak sengaja bagian dalam dari pipi tergigit atau tergores.
Penyebab lain adalah sariawan dan bahan-bahan iritan, seperti aspirin yang dihisap di gusi.
Ulkus yang bersifat jinak selalu nyeri.
Suatu ulkus yang tidak terasa sakit dan menetap sampai lebih dari 10 hari mungkin bersifat pre-kanker atau kanker dan harus segera diperiksa oleh dokter atau dokter gigi.
Pada seseorang yang mempunyai kebiasaan mengunyah tembakau atau menghisap tembakau, dapat terjadi benjolan putih pada pipi bagian dalamnya.
Benjolan ini dapat berkembang menjadi karsinoma verukosa.

Gusi
Suatu benjolan atau penonjolan di gusi bukan merupakan sesuatu yang membuat kita waspada.
Jika penyebabnya bukan abses periodontal maupun abses gigi, mungkin merupakan suatu pertumbuhan non-kanker yang disebabkan oleh iritasi.
Pertumbuhan non-kanker relatif sering terjadi dan jika perlu, biasa diangkat dengan mudah melalui pembdahan.
Pada 10-40% penderita, pertumbuhan non-kanker ini terjadi berulang-ulang karena iritasi terus berlanjut.
Jika penyebab timbulnya iritasi adalah gigi palsu yang kurang tepat letaknya, maka harus segera diperbaiki atau diganti.

Bibir
Bibir (terutama bibir bawah), merupakan tempat terjadinya kerusakan karena cahaya matahari (keilosis aktinik), sehingga bibir tampak pecah-pecah dan kemerahan, keputihan atau campuran dari merah dan putih.
Untuk menentukan apakah bintik tersebut bersifat ganas atau tidak, bisa dilakukan biopsi.
Kanker di bibir sebelah luar lebih sering terjadi pada daerah beriklim panas.
Kanker pada bibir atau bagian mulut lainnya seringkali terasa keras seperti batu dan menempel pada jaringan di bawahnya, sedangkan benjolan non-kanker di daerah ini dapat digerakkan.
Kelainan pada bibir atas lebih jarang terjadi dibandingkan dengan bibir bawah, tetapi lebih mungkin menjadi ganas dan memerlukan perhatian medis.
Pada pengunyah atau penghisap tembakau, bisa tumbuh benjolan putih di bagian dalam bibir.
Benjolan ini bisa tumbuh menjadi karsinoma verukosa.

Kelenjar Ludah
Tumor kelenjar ludah dapat bersifat jinak dan ganas.
Tumor bisa terjadi dalam salah satu dari ketiga pasang kelenjar ludah mayor:
- kelenjar parotis (di bagian pinggir wajah, di depan telinga)
- kelenjar submandibuler (dibawah tepian rahang)
- kelenjar sublingual (di dasar mulut, di depan lidah).
Tumor juga bisa terjadi dalam kelenjar ludah minor yang tersebar di hampir seluruh mukosa mulut.
Pertumbuhan pada stadium dini bisa nyeri bisa tidak.
Tumor ganas cenderung tumbuh cepat dan teraba keras.

Rahang
Berbagai jenis kista non-kanker menyebabkan nyeri dan pembengkakan rahang.
Kista ini sering tumbuh di samping gigi geraham bungsu yang mengalami impaksi (terjepit dalam rahang sehingga tidak dapat tumbuh keluar) dan meskipun tidak ganas, kista dapat merusak sejumlah daerah tulang rahang.
Jenis kista tertentu cenderung bersifat kambuhan.
Odontoma merupakan pertumbuhan non-kanker dari sel-sel pembentuk gigi yang tampak seperti gigi kecil dengan bentuk yang berubah.
Odontoma bisa mengambil tempat tumbuhnya gigi yang normal atau menghalangi pertumbuhan gigi yang normal, sehingga seringkali diangkat melalui pembedahan.
Kanker rahang sering menyebabkan nyeri dan mati rasa.
Rontgen tidak selalu dapat membedakan kanker dari kista, pertumbuhan tulang non-kanker atau kanker yang telah menyebar dari tempat lainnya di tubuh.
Rontgen biasanya menunjukkan pinggiran yang tidak teratur dari kanker rahang dan bisa menunjukkan bahwa kanker telah menggerogoti akar dari gigi di dekatnya.
Biopsi dilakukan untuk memperkuat diagnosis kanker rahang.

PENGOBATAN
Menghindari cahaya matahari mengurangi resiko terjadinya kanker bibir.
Menghindari alkohol dan tembakau yang berlebihan, dapat mencegah hampir seluruh kanker mulut.
Pencegahan lainnya adalah memperhalus tepian gigi yang patah atau menambalnya.
Vitamin anti-oksidan (vitamin C dan E, beta-karoten) memberikan perlindungan tambahan.
Jika kerusakan karena cahaya matahari mengenai daerah bibir yang luas, bisa dilakukan pencukuran bibir, dimana selurah lapisan terluar bibir diangkat, baik melalui pembedahan maupun dengan laser, untuk mencegah berkembangnya kanker.
Keberhasilan pengobatan kanker mulut dan bibir sangat tergantung kepada seberapa jauh kanker telah berkembang.
Kanker mulut jarang menyebar ke daerah tubuh yang jauh tetapi cenderung menyusup ke dalam kepala dan leher.
Jika seluruh kanker dan jaringan normal di sekitar kanker diangkat sebelum kanker menyebar ke kelenjar getah bening, maka angka kesembuhannya tinggi.
Jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, jarang terjadi penyembuhan.
Pada pembedahan, selain mengangkat kanker dalam mulut, juga mengangkat kelenjar getah bening di bawah dan di belakang rahang dan di sepanjang leher.
Penderita kanker mulut atau tenggorokan bisa menjalani terapi penyinaran dan pembedahan atau hanya penyinaran saja.
Terapi penyinaran seringkali merusak kelenjar ludah dan menyebabkan mulut penderita menjadi kering, yang bisa memicu timbulnya kavitasi (karies gigi) dan masalah gigi lainnya.
Tulang rahang yang terpapar oleh penyinaran tidak akan menyembuh dengan baik, karena itu masalah gigi diobati sebelum dilakukannya terapi penyinaran.
Gigi yang diduga bakal menimbulkan masalah, hendaknya dicabut saja.
Kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk penderita yang telah menjalani terapi penyinaran untuk kanker mulut.
Keuntungan yang diperoleh dari kemoterapi sangat terbatas.
Terapi utama adalah pembedahan dan penyinaran.

KANKER PENCERNAAN

Kanker Hati Metastatik

DEFINISI
Kanker Hati Metastatik adalah tumor-tumor yang telah menyebar ke hati dari bagian tubuh yang lain.

PENYEBAB
Tumor ganas metastatik pada umumnya berasal dari paru-paru, payudara, usus besar, pankreas dan lambung.
Leukimia dan kanker sel darah lainnya (misalnya limfoma), bisa juga menyebar ke hati.
Kadang ditemukannya tumor hati metastatik merupakan petunjuk adanya kanker lain pada penderita.

GEJALA
Gejala awalnya sering berupa penurunan berat badan dan berkurangnya nafsu makan.
Hati menjadi besar, keras dan tumpul.
Bisa juga terjadi demam.
Kadang limpa juga ikut membesar, terutama jika kanker berasal dari pankreas.
Rongga perut teregang, karena terisi oleh cairan (asites).
Jika kanker tidak menyumbat saluran empedu, tidak terdapat jaundice atau terdapat sakit kuning yang ringan.
Dalam beberapa minggu sebelum penderita meninggal, jaundice akan bertambah buruk.
Penderita juga akan kehilangan kesadaran dan mengantuk karena racun yang terkumpul dalam otak (ensefalopati hepatikum).

DIAGNOSA
Pada stadium akhir, kanker hati metastatik akan lebih mudah didiagnosis bila dibandingkan dengan kanker stadium awal.
USG, CT scan dan MRI hati bisa menunjukkan adanya kanker, tetapi tidak selalu dapat menemukan tumor-tumor yang kecil atau membedakan suatu tumor dari sirosis dan penyakit lainnya.
Tumor sering menyebabkan kelainan fungsi hati, yang bisa diketahui dari pemeriksaan darah.
Biopsi hati bisa isemperkuat diagnosa pada sekitar 75% kasus.
Untuk membantu memperoleh jaringan kanker dari hati, bisa dipandu oleh USG atau laparoskopi.

PENGOBATAN
Tergantung dari jenisnya, obat-obat anti kanker untuk sementara waktu dapat memperkecil ukuran tumor dan memperpanjang harapan hidup penderita, tetapi tidak mengobati kanker secara tuntas.
Obat anti kanker bisa disuntikan ke dalam arteri hepatika, yang akan mengalirkan obat dalam konsentrasi tinggi secara langsung ke sel-sel kanker di hati.
Tehnik ini lebih memungkinkan untuk memperkecil tumor dan menimbulkan lebih sedikit efek samping, tetapi belum terbukti bisa memperpanjang harapan hidup penderita.
Terapi radiasi (penyinaran) kadang dapat mengurangi nyeri yang hebat, tetapi tidak terlalu efektif.
Jika hanya ditemukan satu tumor, bisa diangkat melalui pembedahan, terutama jika kanker berasal dari usus.
Untuk kanker yang meluas, yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkannya.

KANKER PENCERNAAN